Rabu, 16 September 2015

Semeru Mountain


    Gunung Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut.

Gunung Semeru Tak Mudah Ditaklukkan
       
        Musibah beruntun yang terjadi di Gunung Semeru patut menjadi pelajaran bagi para pendaki, wisatawan, atau para penikmat alam. Bahwa, mendaki gunung tidak bisa dibandingkan dengan liburan lainnya, karena perlu pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki siapa saja yang ingin mendaki gunung, apalagi Gunung Semeru, gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 3.676 meter dpl.
     Saking aktifnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung melarang pendakian ke Puncak Mahameru. Status gunung yang berada di Jawa Timur saat ini berstatus waspada dan dilarang aktifitas di radius 3 kilometer dari puncak.
Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merekomendasikan pendakian hingga Pos Kalimati saja di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sayangnya, rekomendasi PVMBG Bandung dan larangan yang dikeluarkan pihak Balai Besar TNBTS banyak dilanggar para pendaki Gunung Semeru.
    Padahal, di Pos Resort Ranupane, tempat para pendaki registrasi disuruh menandatangani surat pernyataan tidak mendaki Puncak Mahameru. Selain surat pernyataan, di samping loker registrasi juga terdapat papan yang terpampang nama-nama pendaki yang menjadi korban meninggal dunia di Semeru. Korban terakhir adalah Dania Agustina Rahman (19), kelahiran Sukabumi, 7 Agustus 1996, beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim, Kompleks Perbata Nomor 4, RT 04/RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
   Di hari yang sama, M Rendika yang posisinya berada di atas Dania juga tertimpa batu di kakinya. Pelajar berusia 20 tahun ini beralamat di Jalan Penguin VII/157 Desa Kenanga Baru, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Rendika mengalami patah tulang di kakinya dan dievakuasi ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.
   Sebelumnya, pendaki bernama Daniel Saroha (31), warga RT 02/RW 01 Kampung Bojong Jengkol, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilaporkan hilang saat turun dari puncak Mahameru, Senin 11 Agustus 2015. Upaya pencarian Daniel baru membuahkan hasil setelah digelar open SAR yang melibatkan sekira 200 personel gabungan. Daniel ditemukan di titik Sumber Mani, Kamis 13 Agustus 2015 sekira pukul 13.00 WIB.
   Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari menegaskan, pendakian kembali dibuka setelah ditutup untuk operasi SAR pencarian Daniel. Namun, pihak taman nasional akan memperketat pengawasan agar para pendaki tidak nekat menggapai puncak Mahameru.
“Kita akan memperketat pengawasan,” kata Ayu Dewi Utari.
   Pengetatan pengawasan lantaran pada saat ini banyak pendaki yang ingin merayakan HUT RI Ke70 di Gunung Semeru. Pihak TNBTS akan menempatkan puluhan petugas gabungan di masing-masing pos untuk berjaga-jaga agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.

    Sebab, kuota pendakian yang biasanya dibatasi 500 orang pendaki ditambah kuotanya menjadi 1000 orang per hari mulai tanggal 15-18 Agustus. Ayu tetap melarang pendaki menggelar upacara bendara di puncak Semeru.

“Upacara bendera hanya diperbolehkan di Ranupane, Ranukumbolo, dan Kalimati, tidak boleh ke puncak,” katanya tegas.


   "Bila kesuksesan terlalu mahal harganya sebab harus dibayar dengan kerja keras,giat berdo'a dan pantang menyerah. Maka lakukan prosesnya dan bayar harganya untuk mencapainya"
-Words of wisdom-
   "Manusia bisa hidup tanpa emas, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa air"
-Words of wisdom-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar